Berbagai makanan betawi di Restoran Satoo, Hotel Shangri-La, Jakarta. Diantaranya, asinan betawi, nasi uduk betawi, soto betawi dan masih banyak lagi. (KOMPAS.COM/gaby bunga saputra)
Perisai UP – Pada bulan Ramadhan, semua umat muslim diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa, dan biasanya akan berbuka dengan takjil. Akan tetapi, takjil ini nyaris punah dan bahkan sudah dianggap tidak populer lagi loh UPers! Takjil Betawi seperti apa itu? Simak berikut ini!
1. Stup Tape
Stup Tape (Dok. Cucu Sulaicha)
Nama stup awalnya berasal dari bahasa Belanda, yaitu stoof. Stup dibuat pada kompor dengan api kecil dan tidak memakan waktu yang begitu lama. Awalnya stup hanya menggunakan tape dan gula pasir. Namun, para wanita Betawi memiliki inisiatif untuk menambah rasa gurih dalam hidangan ini. Oleh karena itu, pembuatan stup tape kemudian ditambah santan dan rempah-rempah seperti cengkeh, kayu manis, daun jeruk purut dan daun pandan
2. Bubur Jali- Jali
Ilustrasi bubur jali. (Dok. Sajian Sedap)
Bubur ini bisa dijadikan sebagai solusi untuk menggantikan beras sebagai hidangan pokok. Bubur ini juga bisa dijadikan sebagai takjil atau mindo. Mindo adalah istilah Betawi yang artinya makan dalam waktu senggang setelah makan-makanan yang lain. Sedangkan, Jali- jail sendiri adalah tanaman Asia sejenis padi- padian yang cara mengolahnya tidak jauh dari bubur kacang hijau
3. Bubur Ase
Ilustrasi Bubur Ase (kompasiana.com)
Bubur ini termasuk kedalam jajanan betawi yang hampir langka. Bubur ase adalah bubur yang disiram kuah ase dan disiram asinan sebagai topping. Kuah ase adalah semur dengan tambahan kecap secukupnya dan memiliki cita rasa seperti sayur asem. Bubur ini bisa disediakan untuk menu sarapan, makan siang, dan mindo.
Itu dia beberapa takjil khas Betawi yang ‘’katanya’’ sudah tidak populer lagi. Akankah kamu ingin mencicipinya dan kembali mempopulerkannya? Maka dari itu, yuk, ajak orang tersayang kalian untuk mencicipinya supaya takjil ini semakin lestari untuk dinikmati.
Penulis : (AD/CO)
Editor: MR, CMS
Leave a Reply